H. Muhammad Jefri Al Buchori atau lebih dikenal sebagai Ustadz Jefri Al Buchori (12 April 1973 – 26 April 2013) adalah seorang pendakwah, penyanyi, dan aktor berkebangsaan Indonesia.[2][3]
Pendidikan dan kehidupan pribadi
Jefri Al-Buchori lahir di Jakarta, merupakan anak ketiga dari pasangan bapak Ismail Modal yang berdarah Ambon, Maluku dan ibu Tatu Mulyana.[2] Berdasarkan wawancaranya dengan Gatra, masa kecilnya dihabiskan di daerah Jalan Pangeran Jayakarta di mana lingkungan sekitarnya terdapat banyak bar dan diskotek.[4] Jefri tidak pernah merasakan kelas 4 sekolah dasar karena pada saat bersekolah di SD 07 Karang Anyar, ia lompat kelas dari kelas 3 ke kelas 5.[4] Sejak kecil ia telah menunjukkan ketertarikan pada mata pelajaran agama dan kesenian.[4] Setamat SD, Jefri dan kedua kakaknya bersekolah di pesantren modern Daar El-Qolam Gintung, Balaraja, Tangerang,[2] namun ia hanya mengikuti pendidikan selama empat tahun dari enam tahun syarat lulus[4] dan pindah sekolah ke Madrasah Aliyah karena perilaku yang tidak terpuji.[3] Sejak kecil Jefri telah menunjukkan bakat untuk tampil dengan meraih prestasi MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) hingga tingkat provinsi.[2]
Masa mudanya kerap diidentikkan dengan narkoba, disko, dan bermain bola bilyar.[4] "Gue itu dulu dutanya setan di dunia" - pengakuannya pada saat wawancara.[4] Selepas Madrasah (setingkat SMA) ia melanjutkan pada akademi penyiaran di Rawamangun, Jakarta - namun tidak selesai kuliah dikarenakan lebih mementingkan bermain bilyar.[4]
Sebagai pecandu narkoba, Jefri bertemu dengan Pipik Dian Irawati yang dikenal sebagai model gadis sampul majalah Aneka tahun 1995 asal Semarang, Jawa Tengah dan menikah siri pada 9 Juli 1999. Pernikahan ini kemudian diresmikan di Semarang dua bulan kemudian.[4] Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak, Adiba Khanza Az-Zahra, Mohammad Abidzar Al-Ghifari, dan Ayla Azuhro.[4] Beberapa tahun kemudian, lahir anak keempat Jefri, yaitu Attaya Bilal Rizkillah.
Karier
Aktor dan penari
Karier sebagai aktor bermula dari kegemaran Jefri menyambangi Institut Kesenian Jakarta dan mengikuti hingga menggantikan pemain sinetron yang sedang latihan, sampai akhirnya mengikuti pemilihan pemain dan mendapat peran.[2] Ia juga menjadi penari di sebuah kelab malam.[2] Pada tahun 1990 Jefri mendapatkan peran pada sinetron Pendekar Halilintar di TVRI, dan pada tahun 1990 terpilih sebagai pemeran pria terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja Sayap Patah yang juga ditayangkan TVRI.[2][4]
Penceramah, tren busana, dan penyanyi
Kariernya di bidang dakwah dimulai pada tahun 1999 saat menggantikan kakaknya yang menjadi imam di sebuah masjid di Singapura.[4] Pekerjaan kakaknya untuk memberikan pelayanan di masjid-masjid dekat rumah di wilayah Jalan Pangeran Jayakarta, Jakarta diberikan pada Jefri.[4] Pertama kali menerima honor dari pekerjaan mendakwah berasal dari sebuah masjid di bilangan Mangga Dua sebesar 35 ribu rupiah.[4] Pada satu kesempatan saat menjadi imam, jemaat masjid bubar menolak dipimpin oleh "tukang mabok".[4]
Jefri sebagai pendakwah mulai dikenal orang secara luas pada tahun 2002 untuk ceramah dan doa dalam acara Salam Sahur (Salsa) di Trans7, dan dikontrak untuk acara yang sama pada tahun berikutnya.[4] Pada tahun 2002 ia mengisi acara Tausiah di TPI (kini MNCTV) dan tujuh episode acara Kumis Remaja setiap Minggu pagi.[4]
Pada awalnya Jefri sempat berpakaian gamis panjang lengkap dengan sorban, tetapi menggantinya karena berpikir bahwa segmennya remaja dan tidak cocok untuk pakaian tersebut.[4] Jefri pun populer dengan baju koko nya dan menjadi merek dagang umum sebagai daya jual pedagang untuk mempopulerkan baju tersebut.[4]
Pada tahun 2005 kegiatan ceramahnya mencapai tiga sampai empat kali dalam sehari dan pengajian rutin "I Like Monday" di rumahnya dengan jemaat tetap.[4] Pada tahun yang sama ia diminta memberikan ceramah di Istana Negara di mana salah satu penggemarnya adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.[4]
Juga pada tahun 2005 Jefri meluncurkan album rohani "Lahir Kembali" yang komersial, kemudian pada tahun 2005 ia meluncurkan album keduanya "Shalawat" di mana ia berduet dengan istrinya Pipik Dian Irawati dalam dua lagu; "Shalawat Badar" dan "Thola`al Badru".[5] Pada tahun 2005 Jefri juga pernah berkolaborasi dalam mini album Ungu (yang hanya berisi lima lagu) "Para Pencari-Mu" dalam lagu "Surga Hati".[6][7] Pada tahun 2008 ia tampil langsung berduet pada Tabligh Akbar dan Konser Musik Rohani Ungu di Cilegon, Banten yang dihadiri ribuan penonton.[6][7]
Diskografi
Lahir Kembali (2005)
Shalawat (2006)
Shalawat: Repackage (2007)
Shalawat & Nasyid Terbaik (2009)
Asyiknya Ukhuwah (2010)
Shalawat Cinta (2011)
Khazanah Shalawat & Lagu (2013)
Uje & Sahabat (2013)
Kematian
[icon]
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya.
Uje meninggal dunia dalam usia 40 tahun pada tanggal 26 April 2013 dalam sebuah kecelakaan fatal tunggal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada pukul 14.00 WIB. Ia menabrak pohon setelah kehilangan kendali atas Kawasaki ER-6n bernopol B 3590 SGQ yang sedang dikendarai.
Ia sempat dirujuk ke Rumah Sakit Pondok Indah dan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, tetapi nyawanya tidak tertolong. Selanjutnya, jenazah Uje dibawa ke rumah duka di Perum Bukit Mas, Jalan Narmada III, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Uje dimakamkan di TPU Karet Bivak, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat setelah sebelumnya disalatkan di Masjid Istiqlal.